Minggu, 27 Maret 2011

Choco Gift

Coklat Love Gift
Harga : Rp. 10.000
Minimum Order : 5 pcs

Praline Gift
Isi 4 : Rp. 15.000
Isi 5 : Rp. 18.000
Isi 6 : Rp. 21.000
Isi 9 : Rp. 25.000
Minimum Order : 5 pcs

Choco Crispy

Coklat Crispy

House of Chocolate Indonesia juga menghadirkan kreasi coklat baru, yaitu coklat crispy.
Coklat yang dibuat dari sereal coklat nikmat yang dibalut dengan dark coklat lezat, menjadikan coklat crispy wajib untuk anda coba. Rasakan sensasi makan coklat yang berbeda.

Dikemas dalam kemasan toples cantik berisi 20 pcs coklat crispy yang lezat.
Harga : Rp. 25.000 (Dark), Rp. 30.000 (White)

Coklat Praline


House of Chocolate Indonesia menyediakan cokelat praline. Cokelat dengan berbagai isi atau fill yang dikemas dalam bentuk toples yang cantik dan menarik dan setiap keping cokelatnya dibungkus dengan alluminium foil untuk menambah kesan elegan.

1 toples berisi 20 pcs cokelat praline yang nikmat. Harga sangat terjangkau (MURAH) : Rp. 35.000 (Dark), Rp. 40.000 (White)

Jenis dan Isi cokelat praline dapat anda pilih sesuai selera anda, diantaranya :

1. Kacang Mede
2. Kacang Kenari
3. Kacang Almond
4. Kurma
5. Strawberry
6. Blueberry
7. Blackberry
8. Plain (tanpa rasa)


Coklat Lollypop

Lollypop Love Sprinkle
Harga : Rp. 1.500 / pcs


Lollypop Love Image
Harga : Rp. 1.500 / pcs

Lollypop Seri Bahtera Nuh
Harga : Rp. 2.000 / pcs

Lollypop Seri Ulang Tahun
Harga : Rp. 1.500 / pcs

Lollypop Seri Sesame Street
Harga : Rp. 1.500 / pcs

Lollypop Seri Buah dan Sayur
Harga : Rp. 2.000 / pcs
Lollypop Bunga
Harga : Rp. 1.500 / pcs


Lollypop Seri Penguin
Harga : Rp. 2.000 / pcs
Lollypop Seri Smile
Harga : Rp. 1.500 / pcs


Lollypop Seri Animal
Harga : Rp. 1.500 / pcs

Lollypop Seri Mainan
Harga : Rp. 1.500 / pcs

Lollypop Seri Pokemon
Harga : Rp. 2.000 / pcs

Lollypop Seri Daun
Harga : Rp. 2.000 / pcs

Lollypop Seri Base Ball
Harga : Rp. 1.500 / pcs

Lollypop Seri Bunga
Harga : Rp. 1.500 / pcs

Lollypop Seri Balerina 
Harga : Rp. 1.500



- Minimum order 100 pcs.
- Jika memesan dalam jumlah banyak harap konfirmasi 1 minggu sebelumnya.
- Lama penyelesaian pesanan paling cepat 3 hari, tergantung jadwal pesanan.
- Harga belum termasuk ongkos kirim.
- Harga dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.











Rabu, 23 Maret 2011

Kandungan Dalam Coklat Baik Untuk Kesehatan


Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen flavonoid memiliki efek yang menguntungkan pada sistem kardiovaskular, diantaranya menurunkan tingkat oksidasi kolesterol low density (LDL), mencegah agregasi platelet darah, dan menurunkan inflamasi pada respon imun tubuh.
Coklat memang memiliki kandungan lemak yang tinggi. Namun selain lemak, juga terdapat komponen lainnya yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa penelitian tentang coklat, terutama dark chocolate, menunjukkan bahwa coklat kaya akan antioksidan yang sangat penting bagi kesehatan. Kandungan antioksidan dalam dark chocolate adalah lebih tinggi dibandingkan teh hijaudan anggur merah. Coklat memiliki kandungan flavonoid dan asam galat yang tinggi sehingga dapat melindungi pembuluh darah, menyehatkan jantung, dan mencegah kanker. Flavonoid yang terdapat dalam coklat termasuk ke dalam golongan epikatekin.
Flavonoid yang terdapat pada coklat merupakan metabolit sekunder yang biasanya terdapat pada tanaman. Senyawa tersebut sangat terkenal dengan aktivitas antioksidannya dan berkontribusi terhadap rasa pahit khas coklat dan pigmen warna.
Penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di University California of San Fransisco menyatakan bahwa konsumsi dark chocolate yang kaya akan flavonoid dalam dosis yang kecil dapat melebarkan pembuluh darah. Flavonoid juga memiliki efek menguntungkan pada sistem kardiovaskular, yaitu menurunkan tingkat oksidasi LDL (Low Density Lipid), yang mengakibatkan akumulasi kolesterol pada pembuluh darah; mencegah agregasi platelet darah sehingga mengurangi risiko terbentuknya gumpalan darah yang dapat menyebabkan serangan stroke; dan menurunkan inflammatory respon imun tubuh yang dapat menyebabkan atherosklerosis.
Coklat juga mengandung komponen alkaloid yang disebut dengan theobromin. Komponen itu termasuk ke dalam golongan methylxanthine, seperti halnyakafein. Namun, efek yang diberikannya sangat berbeda. Theobromin bersifat ringan dan memberikan efek stimulan yang lambat, sedangkan kafein bersifat kuat dan memberikan efek stimulan yang cepat.
Banyak orang takut mengonsumsi coklat karena sebagian besar komponennya adalah lemak, terutama lemak jenuh. Peningkatan konsumsi produk coklat diyakini menambah prevalensi obesitas yang berisiko menjadi seranganjantung. Sebenarnya hal tersebut berkaitan dengan perubahan pola hidup atau aktivitas dan konsumsi coklat itu sendiri. Selama konsumsi coklat tidak berlebihan dan tidak melewati batas yang telah direkomendasikan, kita tidak perlu khawatir untuk mengonsumsinya.
Sumber : Info-sehat.com

Selasa, 08 Maret 2011

Sejarah Coklat


Cokelat adalah nama sebuah makanan yang diolah dari biji kakao.
Cokelat umumnya diberikan sebagai hadiah atau bingkisan di hari raya. Dengan bentuk, corak, dan rasa yang unik, cokelat sering digunakan sebagai ungkapan terima kasih, simpati, atau perhatian. Bahkan sebagai pernyataan cinta di hari khusus. Ternyata, dulunya cokelat bukanlah makanan (kecil), tetapi minuman dengan rasa khas.

Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara sampai ke Amerika Tengah. Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan Meksiko sekitar 1000 tahun SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman.
Minuman Bergengsi
Kakao atau kokoa sangat penting dalam kebudayaan Meso-Amerika masa itu, yaitu suku Maya, Toltec, dan Aztec. Mereka memanfaatkan biji kokoa (cocoa bean) sebagai mata uang di semua wilayah itu. Suku Maya dari Guatemala utara mengambil istilah cacao dari bangsa Olmec. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku Maya dimulai sekitar tahun 450 SM – 500 SM. Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu. Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada merah, vanila, atau rempah-rempah lain.

Ketika peradaban Maya klasik runtuh (sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji kokoa menjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa (sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa Yunani).
Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan, sebagai mata uang, dan sebagai hadiah. Orang Aztec mengolah biji kokoa dan mencampurnya dengan air dan tepung jagung untuk membuat minuman pahit yang mereka namakan chocolatl. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol kemakmuran. Sementara tahun 1544 M, delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyol membawa hadiah, di antaranya minuman cokelat.
Orang pribumi Meso-Amerika mengonsumsi cokelat dalam bentuk cair. Biji cokelat sedikit difermentasikan, lalu dikeringkan, dipanggang, dan digiling dengan sebuah batu khusus. Hasilnya, bubuk cokelat yang jika ditambahi berbagai bumbu, seperti lada merah, menjadi minuman yang sangat digemari kala itu.
Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai. Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa (cocoa butter). Tetapi, terkadang juga ditambahkan busa tambahan. Orang Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang mengandung cokelat.
Bentuk cair ke padat
Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad itu, cokelat menyebar di antara kaum elite Eropa, kemudian lewat proses yang demokratis harganya menjadi cukup murah, dan pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat di London, sampai didirikan “rumah cokelat” untuk menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-rumah kopi. Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657.
Semua cokelat Eropa dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ada cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris, zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga menjadi cokelat susu (milk chocolate).
Coklat Tidak menggemukkan
Rasa cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Emperors of Chocolate, Joel Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya. Tampaknya, rasa cokelat tercipta dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau berdiri sendiri. Karenanya, sampai kini belum ada rasa cokelat tiruan.
Di antara zat-zat penghasil rasa cokelat terdapat lemak. Titik leleh lemak kokoa ini hanya sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Kalau Anda makan sepotong cokelat, lemak itu lumer di dalam mulut. Lumernya lemak kokoa menimbulkan rasa lembut mirip beludru di mulut yang khas. Lemak kokoa tidak langsung diserap tubuh karena bukan dari jenis yang dapat menggemukkan tubuh.
Meskipun tak tergantikan, pemalsuan rasa sering terjadi. Kokoa adalah bahan yang relatif mahal, apalagi dibandingkan dengan gula atau minyak nabati. Maka, tak heran kalau dapur konvensional terpaksa memilih kedua bahan ini untuk menggantikan kokoa. Karenanya, tak banyak cokelat di pasar “cokelat”.
Lemak kokoa sering digantikan minyak lebih murah, seperti lesitin dari kedelai atau minyak palem. Selain soal harga, dengan kedua bahan ini pelapisan cokelat menjadi lebih mudah. Perbandingan kokoa padat (komponen nonlemak pada biji yang digiling) juga cenderung rendah. Dalam cokelat batangan, misalnya, sekitar 20% gula-gula itu diisi cokelat.
Cokelat premium, di sisi lain, biasanya mengandung sekitar 50 – 70% cokelat padat. Karena mengandung lebih sedikit gula dan mungkin juga sedikit minyak nabati, cokelat pekat ini mengandung lebih sedikit kalori dari produk cokelat pada umumnya. Pantaslah bila para pencinta cokelat sering “protes” gara-gara cokelat disalahkan untuk masalah yang sebenarnya disebabkan oleh konsumsi gula berlebihan.

Manfaat Coklat Bagi Jantung dan Suasana Hati


Kata coklat berasal dari xocoatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Suku Aztec dan Maya di Mexico percaya bahwa Dewa Pertanian telah mengirimkan coklat yang berasal dari surga kepada mereka. Cortes kemudian membawanya ke Spanyol antara tahun 1502-1528, dan oleh orang-orang Spanyol minuman pahit tersebut dicampur gula sehingga rasanya lebih enak. Coklat kemudian menyebar ke Perancis, Belanda dan Inggris. Pada tahun 1765 didirikan pabrik coklat di Massachusetts AS.
Dalam perkembangannya coklat tidak hanya menjadi minuman tetapi juga menjadi snack yang disukai anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Selain rasanya enak, coklat ternyata berkhasiat membuat umur seseorang menjadi lebih panjang. Suatu studi epidemiologis telah dilakukan pada mahasiswa Universitas Harvard yang terdaftar antara tahun 1916-1950. Dengan menggunakan food frequency questionnaire berhasil dikumpulkan informasi tentang kebiasaan makan permen atau coklat pada mahasiswa Universitas Harvard.
Dengan mengontrol aktivitas fisik yang dilakukan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan makan ditemukan bahwa mereka yang suka makan permen/coklat umurnya lebih lama satu tahun dibandingkan bukan pemakan. Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang. Fenol ini juga banyak ditemukan pada anggur merah yang sudah sangat dikenal sebagai minuman yang baik untuk kesehatan jantung. Coklat mempunyai kemampuan untuk menghambat oksidasi kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan kanker.
Selama ini ada pandangan bahwa permen coklat menyebabkan caries pada gigi dan mungkin juga bertanggung jawab terhadap munculnya masalah kegemukan. Tak dapat disangkal lagi bahwa kegemukan adalah salah satu faktor risiko berbagai penyakit degeneratif. Tetapi studi di Universitas Harvard ini menunjukkan bahwa jika Anda mengimbangi konsumsi permen coklat dengan aktivitas fisik yang cukup dan makan dengan menu seimbang, maka dampak negatip permen coklat tidak perlu terlalu dikhawatirkan.
Menurut kepercayaan suku Maya, coklat adalah makanan para dewa. Rasa asli biji coklat sebenarnya pahit akibat kandungan alkaloid, tetapi setelah melalui rekayasa proses dapat dihasilkan coklat sebagai makanan yang disukai oleh siapapun. Biji coklat mengandung lemak 31%, karbohidrat 14% dan protein 9%. Protein coklat kaya akan asam amino triptofan, fenilalanin, dan tyrosin. Meski coklat mengandung lemak tinggi namun relatif tidak mudah tengik karena coklat juga mengandung polifenol (6%) yang berfungsi sebagai antioksidan pencegah ketengikan.
Di Amerika Serikat konsumsi coklat hanya memberikan kontribusi 1% terhadap intake lemak total sebagaimana dinyatakan oleh National Food Consumption Survey (1987-1998). Jumlah ini relatif sedikit khususnya bila dibandingkan dengan kontribusi daging (30%), serealia (22%), dan susu (20%). Lemak pada coklat, sering disebut cocoa butter, sebagian besar tersusun dari lemak jenuh (60%) khususnya stearat. Tetapi lemak coklat adalah lemak nabati yang sama sekali tidak mengandung kolesterol.
Dalam penelitian yang melibatkan subyek manusia, ditemukan bahwa konsumsi lemak coklat menghasilkan kolesterol total dan kolesterol LDL yang lebih rendah dibandingkan konsumsi mentega ataupun lemak sapi. Jadi meski sama-sama mengandung lemak jenuh tetapi ternyata efek kolesterol yang dihasilkan berbeda. Kandungan stearat yang tinggi pada coklat disinyalir menjadi penyebab mengapa lemak coklat tidak sejahat lemak hewan. Telah sejak lama diketahui bahwa stearat adalah asam lemak netral yang tidak akan memicu kolesterol darah. Mengapa? Stearat ternyata dicerna secara lambat oleh tubuh kita dan juga diabsorpsi lebih sedikit.
Sepertiga lemak yang terdapat dalam coklat adalah asam oleat yaitu asam lemak tak jenuh. Asam oleat ini juga dominan ditemukan pada minyak zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk Mediterania yang banyak mengkonsumsi asam oleat dari minyak zaitun menyimpulkan efek positip oleat bagi kesehatan jantung.
Sering timbul pertanyaan seberapa banyak kita boleh mengkonsusmi coklat? Tidak ada anjuran gizi yang pasti untuk ini, namun demikian makan coklat 2-3 kali seminggu atau minum susu coklat tiap hari kiranya masih dapat diterima. Prinsip gizi sebenarnya mudah yaitu makanlah segala jenis makanan secara moderat. Masalah gizi umumnya timbul bila kita makan terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Makan coklat tidak akan menimbulkan kecanduan, tetapi bagi sebagian orang rasa coklat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk mengkonsumsinya kembali. Ini yang disebut chocolate craving. Dampak coklat terhadap perilaku dan suasana hati (mood) terkait erat dengan chocolate craving. Rindu coklat bisa karena aromanya, teksturnya, manis-pahitnya dsb. Hal ini juga sering dikaitkan dengan kandungan phenylethylamine yang adalah suatu substansi mirip amphetanine yang dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang kemudian pada gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah muncul perasaan senang dan perbaikan suasana hati. Phenylethylamine juga dianggap mempunyai khasiat aphrodisiac yang memunculkan perasaan seperti orang sedang jatuh cinta (hati berbunga). Konon Raja Montezuma di jaman dahulu selalu mabuk minuman coklat sebelum menggilir harem-haremnya yang berbeda setiap malam.
Katekin adalah antioksidan kuat yang terkandung dalam coklat. Salah satu fungsi antioksidan adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi. Katekin juga dijumpai pada teh meski jumlahnya tidak setinggi pada coklat. Orang tua jaman dahulu sering mempraktekkan cuci muka dengan air teh karena dapat membuat kulit muka bercahaya dan awet muda. Seandainya mereka tahu bahwa coklat mengandung katekin lebih tinggi daripada teh, mungkin mereka akan menganjurkan mandi lulur dengan coklat.

Coklat juga mengandung theobromine dan kafein. Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di bandara atau menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat kita bergairah kembali.
Produk coklat cukup beraneka ragam. Misalnya, ada coklat susu yang merupakan adonan coklat manis, cocoa butter, gula dan susu. Selain itu ada pula coklat pahit yang merupakan coklat alami dan mengandung 43% padatan coklat. Coklat jenis ini bisa ditemukan pada beberapa produk coklat batangan. Kandungan gizi coklat bisa dilihat pada tabel.
KANDUNGAN GIZI COKLAT PER 100 GRAM
Zat GiziCoklat SusuCoklat Pahit
Energi (Kal)381504
Protein (g)95,5
Lemak (g)35,952,9
Kalsium (mg)20098
Fosfor (mg)200446
Vit A (SI)3060
Belum ada bukti bahwa coklat menimbulkan jerawat. Coklat juga tidak bisa dikatakan sebagai penyebab utama munculnya plaque gigi karena plaque gigi juga bisa timbul pada orang yang mengkonsumsi makanan biasa sehari-hari. Hanya saja coklat perlu diwaspadai, khususnya bagi orang-orang yang rentan menderita batu ginjal. Konsumsi 100 g coklat akan meningkatkan ekskresi oksalat dan kalsium tiga kali lipat. Oleh karena itu kiat sehat yang bisa dianjurkan adalah minumlah banyak air sehabis makan coklat.

Senin, 07 Maret 2011

Cokelat Berkualitas

Dark Coklat Merupakan Coklat Berkualitas Tinggi

Meski demikian, penambahan bahan-bahan pemanis dan penambah kaya rasa, seperti gula, susu, dan mentega memang bisa menyebabkan coklat memberikan efek kurang baik bila dikonsumsi berlebihan. Jadi, apakah masih memilih untuk melewatkan manfaat coklat ini? Karena solusinya mudah saja, makanlah coklat tetapi dengan memilih coklat murni atau dark coklat. Tentunya dalam takaran yang wajar, agar tetap cantik dan awet muda dan terhindar dari berbagai penyakit. Jadi coklat berkualitas tinggi adalah yang mengandung sekitar 70% kokoa. Karena mengandung lebih sedikit gula dan minyak nabati, akibatnya coklat premium ini juga mengandung lebih sedikit kalori yang artinya lebih sehat dan baik dikonsumsi. Karena itu pula jika Anda merasa gemuk atau berjerawat akibat makan coklat, jangan salahkan kandungan coklatnya tapi salahkan kandungan gula atau susu berlebihan pada coklat kualitas rendah yang anda konsumsi.
 Untuk itu, konsumsilah coklat secukupnya setidaknya 1 ons sehari karena sudah cukup mengandung 150 kalori. Kombinasikan dengan buah-buahan dan kacang-kacangan untuk mendapatkan kandungan lemak baik dan antioksidan. Kandungan antioksidan bervariasi pada setiap cokelat, tergantung pada berbagai faktor di antaranya kandungan cocoa dan proses pengolahan. Secara umum, cocoa powder dan dark chocolate mengandung antioksidan dalam jumlah yang lebih tinggi daripada milk chocolate. Berikut kandungan antioksidan polifenol dalam beberapa produk:
 • Milk chocolate (50g) - 100 mg polifenol• Dark chocolate (50g) - 300 mg polifenol• Red wine (140mL) - 170 mg polifenol• Tea (240mL) - 400 mg polifenol• Cocoa powder (16g) - 200 mg polifenol

Coklat, Santapan Bergengsi Sejak Sebelum Masehi

Informasi baru bagi pehobi coklat. Ternyata santapan lezat tersebut adalah jenis santapan purba yang sudah dinikmati manusia sejak 3000 tahun silam. Dan memang betul, coklat merupakan santapan mewah yang tidak dikonsumsi secara sembarangan.

Penduduk Amerika Tengah sudah menikmati minuman coklat lezat sejak lebih dari 3000 tahun lalu. Ini berarti setengah milenium lebih awal dari yang diperkirakan ilmuwan selama ini. Adalah tim arkeologi yang dipimpin John Henderson dari Cornell University yang memperlajari peninggalan keramik di Ulua Vallet dekat Honduras utara. Keramik ini diprediksikan sudah ada sejak 1100 sebelum masehi.

Hidangan Penting

Residu dari pot keramik itu mengandung bahan teobromin yang hanya ada dalam tanaman kakao, bahan dasar coklat, demikian menurut tim ini seperti yang dilansir Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) awal pekan ini. Artinya, coklat pertamakali dinikmati manusia lebih awal 500 tahun dari yang pernah diduga. Model pot-pot tersebut mengindikasikan bahwa kakao dihidangkan dalam seremonial penting untuk menandai pernikahan atau kelahiran.

Penikmat minuman coklat di awal sejarah ini adalah bangsa Mesoamerika yang ada di Amerika tengah, bagian dari koloni Spanyol. Proses pembuatannya dilakukan dengan cara fermentasi buah kakao sehingga menghasilkan minuman bernama chica. Minuman ini hingga kini masih dihidangkan oleh warga tribal Amerika Selatan.

Orang Amerika sebelum zaman Columbus telah mengembangkan minuman coklat dengan rasa yang lebih baik, tapi kerabat mereka di Amerika Selatan lebih suka bir,รข€ ungkap Henderson.

Minuman coklat tanpa gula menjadi pusat elemen kebudayaan Mesoamerika termasuk bangsa Aztek. Dari bangsa inilah kemudian orang Eropa belajar mengembangkan coklat di abad ke-16.